FMIPA UNY Menyelenggarakan The 9th International Seminar in Sciences, Environment, And Education (ISSEE) 2024

FMIPA UNY menyelenggarakan The 9th International Seminar in Sciences, Environment, And Education (ISSEE) 2024 pada Kamis, 19/9/24 yang bertempat di ruang sidang fakultas.Seminar menghadirkan pembicara Dr. Nur Hidayah binti Ahmad dari Universiti Teknologi Malaysia, Prof. Ahmad Qoblan dari Universitas Uni Emirat Arab, Dr. Chatree Faikhamta dari Universitas Kasetsart, Thailand, dan Prof. Ariswan, M. Si. dari Universitas Negeri Yogyakarta. Sambutan pada kegiatan pembukaan disampaikan oleh Prof. Soni Nopembri, M.Pd., Ph.D. sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNY.  Seminar hari ini berfungsi sebagai platform untuk mengeksplorasi bagaimana kemitraan internasional dapat meningkatkan kualitas penelitian, dengan fokus khusus pada salah satu sumber daya yang paling kuat namun sering diabaikan yang kita miliki yaitu pengetahuan lokal dan Pribumi. Integrasi kearifan lokal dan pribumi dengan penelitian ilmiah modern sangat menjanjikan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Lebih lanjut dikatakan, dari pertanian berkelanjutan dan praktik pengelolaan air hingga konservasi keanekaragaman hayati dan ketahanan iklim, sistem pengetahuan lokal memberikan solusi berkelanjutan yang telah teruji oleh waktu. Dengan menggabungkan pengetahuan ini ke dalam penelitian kita, kita dapat menciptakan solusi yang lebih inklusif dan berbasis tempat yang bermanfaat bagi manusia dan planet ini. Kami berharap konferensi ini akan menjadi platform untuk dialog yang bermakna, penyelidikan kritis, dan eksplorasi kolaboratif.
Pembiraca Prof. Ahmad Qablan, Ph.D., dari College of Education, United Arab Emirates University memaparkan, keterampilan STEM diperlukan untuk mengembangkan diantaranya  teknologi batu bara bersih untuk membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru dengan emisi karbon yang lebih rendah. Rekayasa nuklir untuk menonaktifkan pabrik lama dan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir baru. Teknologi sel bahan bakar, sel bahan bakar menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan air, listrik, dan panas, sumber energi alternatif yang potensial. Teknologi energi terbarukan ysitu menghasilkan listrik dari sumber terbarukan.
Beberapa Keuntungan STEM ialah integrasi materi pelajaran lebih masuk akal dalam aplikasi dunia nyata. Ada banyak hubungan konten antara materi pelajaran STEM. Sebagian besar produk yang dirancang dan dibuat/dibangun dalam teknologi dan rekayasa menggunakan prinsip dan hukum ilmiah.
“Beberapa masalah dengan STEM Sebagian besar guru belum dididik untuk mengajar STEM (baik sebelum maupun selama menjabat). Pemikiran tradisional oleh guru dan administrator bahwa setiap mata pelajaran harus diajarkan secara terpisah (atau dalam "silo" atau "kompartemen/tabung kognitif"). Siswa diajarkan untuk memperoleh nilai baik pada ujian nasional atau negara bagian "berisiko tinggi" yang dikotak-kotakkan dalam bidang mata pelajaran seperti sains, matematika, dll.” Katanya.
Sementara itu, Prof. Dr. Ariswan, M.Si., menjelaskan, pengembangan teknologi energi terbarukan yang berkelanjutan dalam jangka panjang dalam jumlah besar melalui pengembangan rekayasa material harus terus dilakukan. Rekayasa material mampu meningkatkan efisiensi konversi sel surya, yaitu mengubah sebagian besar energi matahari secara langsung menjadi energi listrik. Hal ini menjadi suatu keharusan karena melalui penelitian telah ditemukan bahwa rekayasa material semikonduktor dapat menentukan seberapa lebar celah pita energi suatu material sel surya yang berkaitan erat dengan kemampuan menyerap energi matahari, yang kemudian diubah secara langsung menjadi energi listrik. Ketika spektrum panjang gelombang cahaya matahari diketahui secara pasti, rekayasa material dapat dilakukan agar material tersebut mampu menyerap sebagian besar energi matahari, yang kemudian diubah menjadi energi listrik.
“Prinsip rekayasa sistem tandem sebagai sel surya generasi ketiga merupakan solusi untuk meningkatkan efisiensi konversi sel surya. Rekayasa material semikonduktor harus terus dikaji agar pemanfaatan energi matahari yang melimpah dapat dioptimalkan menuju energi bersih dunia. Tulisan ini secara singkat menguraikan cara mengoptimalkan pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan, bersih secara ekologis, aman, dan berkelanjutan, yang sesungguhnya dapat direalisasikan menuju persentase pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) terbesar di masa mendatang”.

Indonesian